Unknown Unknown Author
Title: Inilah Alasan Rasulullah Melarang Meniup Minuman yang Masih Panas
Author: Unknown
Rating 5 of 5 Des:
Air dan Makanan panas biasanya sangat enak untuk di santap lebih hangat, dan untuk menghangatkan makanan atau minuman tersebut kita sering k...
Air dan Makanan panas biasanya sangat enak untuk di santap lebih hangat, dan untuk menghangatkan makanan atau minuman tersebut kita sering kali meniupnya, Tahukah Anda ternyata cara ini tidak disarankan?


Agar nyaman di dalam mulut, tak jarang makanan atau minuman yang masih panas ditiup. Maksudnya agar cepat dingin. .

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita untuk meniup makanan atau minuman, sekalipun masih panas. Ada solusi lain yang bisa menjadi alternatif, agar tidak melanggar larangan ini.
 
Terdapat beberapa hadis yang menunjukkan larangan meniup makanan atau minuman. Diantaranya,


1. Hadis dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


إِذَا شَرِبَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَتَنَفَّسْ فِي الإِنَاءِ، وَإِذَا أَتَى الخَلاَءَ فَلاَ يَمَسَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ…


Apabila kalian minum, janganlah bernafas di dalam gelas, dan ketika buang hajat, janganlah menyentuh kemaluan dengan tangan kanan… (HR. Bukhari 153).


2. Hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma,


 أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُتَنَفَّسَ فِي الإِنَاءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيهِ


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang bernafas di dalam gelas atau meniup isi gelas. (HR. Ahmad 1907, Turmudzi 1888, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).

Mengapa dilarang ditiup?

An-Nawawi mengatakan,
 
والنهي عن التنفس في الإناء هو من طريق الأدب مخافة من تقذيره ونتنه وسقوط شئ من الفم والأنف فيه ونحو ذلك


Larangan bernafas di dalam gelas ketika minum termasuk adab. Karena dikhawatirkan akan mengotori air minum atau ada sesuatu yang jatuh dari mulut atau dari hidung atau semacamnya. (Syarh Shahih Muslim, 3/160)


Hal yang sama juga disampaikan Ibnul Qoyim,


وأما النفخ في الشراب فإنه يكسبه من فم النافخ رائحة كريهة يعاف لأجلها ولا سيما إن كان متغير الفم وبالجملة : فأنفاس النافخ تخالطه ولهذا جمع رسول الله صلى الله عليه و سلم بين النهي عن التنفس في الإناء والنفخ فيه


Meniup minuman bisa menyebabkan air itu terkena bau yang tidak sedap dari mulup orang yang meniup. Sehingga membuat air itu menjijikkan untuk diminum. Terutama ketika terjadi bau mulut. Kesimpulannya, nafas orang yang meniup akan bercampur dengan minuman itu. Karena itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggabungkan larangan bernafas di dalam gelas dengan meniup isi gelas. (Zadul Ma’ad, 4/215).


Bagaimana penjelasan ilmiahnya?

Pramono, ahli gizi dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin dalam penjelasannya di Grup Gerakan Sadar Gizi mengatakan alasannya.


Menurutnya, meniup makanan akan memberikan peluang adanya transfer kuman dari si peniup ke makanan/minuman yang kita tiup. "Bayangkan apabila si peniup sedang sakit flu, TBC atau mungkin hepatitis maka kemungkinan penularan akan terjadi," tulisnya.


Saat kita meniup makanan maka kita akan mengeluarkan gas CO2 dari dalam mulut. Menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan karbondioksida akan membentuk senyawa asam karbonat (carbonic acid) yang bersifat asam, sehingga dapat menjadi masalah bagi kesehatan kita.


Meskipun pendapat ini masih perlu diperdebatkan karena ada yang berpendapat bahwa Reaksi antara CO2 dan H2O hanya terjadi pada suhu dan tekanan tinggi. CO2 dapat larut dalam air dalam tekanan tinggi, membentuk H2CO3. pada 25 derajat celcius, Kc = 1.70 x 10-3. Untuk mencapai keseimbangan, reaksi antara CO2 dan H2O membutuhkan katalisator. Kalau tidak ada katalisator, reaksi ini akan berjalan lambat. H2CO3 merupakan asam lemah.


Alasan lain jangan meniup adalah sebenarnya yang bermasalah bukan pada airnya tapi pada komponen yg berada di air. Dalam air jika mengandung Kapur tohor (CaO) apabila ditiup oleh nafas manusia, bereaksi dengan CO2 dalam nafas, akan menjadi batu kapur (CaCO3) dan batu kapur ini salah satu dari batu ginjal yang paling sering ditemui.


Bagaimana jika makanan ditiup menggunakan kipas? 

Pramono menjawab, dari sisi ilmiahnya cara ini berbeda dengan cara meniup dengan mulut. Nafas mengeluarkan CO2, sementara kipas tidak.

"Nafas kalau orangnya sakit bisa menular, kalau kipas seperti angin alami," jelas Pramono.


So, hati-hati dalam segala perbuatan kita.

Jika kita berpegang teguh pada Al-quran dan sunnah kita akan selamat, tentunya dengan mempelajarinya lebih dalam, apalagi didukung dengan jelas secara ilmiah.

Semoga bermanfaat dan blia perlu sebarkan kepada yang lain. Biar hati-hati kalo makan dan minum, nggak asal ngelakuin sesuatu yang penting kita enak. Cari enaknya aja...


Advertisement

 
Top